News Update :
Home » » Sekelumit Uneg-uneg

Sekelumit Uneg-uneg

Written By neo djunayd on Friday, January 27, 2012 | 5:45 PM


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebenarnya saya bingung sendiri apa yang ingin saya sampaian maupun saya tanyakan. Saya ingin mengutip dari ayat alquran :

“Wala taqrobuzzina, innahu kaana faakhisatan wa saa’a sabiila” yang artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina karena sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang kotor dan jalan yang buruk. (QS : Al-Isra’ ayat 32)
Dan sebuah ayat lagi,
….dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya….” (QS : Al-Hujurat : 12)


Dua statemen ayat tersebut mempunyai satu kesamaan inti “dilarang”. Namun pada kenyataannya - bukan bermaksud sok suci atau naif - sudah menjadi semacam ‘kebiasaan perilaku’. Mulai dari orang-orang yang benar-benar awam soal agama (islam KTP) sampai orang yang paham agama termasuk di sini mungkin guru ngaji, ustadz ataupun yang bergelar SAg seperti menafikan dua statemen tersebut yang jelas-jelas diakui dari Allah sendiri. Menafikan disini adalah melanggar larangan tersebut baik secara sadar maupun secara tidak sadar karena ketaktahuan (dan hal ini sangat mustahil).

Khusus pada tulisan kali ini saya menyinggung atau mempersempit ruang pembahasan untuk mereka-mereka yang benar-benar paham agama. Maaf kalau tulisan saya ngelantur, karena saya sudah berusaha keras menggunakan kalimat yang sesederhana mungkin untuk dipahami dan bisa merujuk kepada yang dimaksud.

Sebagai gambaran mudah tentang apa yang ada pada uneg-uneg saya adalah seperti ini :

Seorang terpelajar (ustadz, SAg. , guru ngaji dll) kita yakin memahami dua statemen diatas lebih baik dari orang-orang awam. Nah akibat merasa paham betul, mereka mencoba mencari celah terhadap dua statemen tersebut. Maksud celah di sini adalah demikian : ‘kalau aku berzina (padahal sudah jelas ada kaliman “wa la taqrobuz ziina” ) dan ada orang yang tau akan perbuatanku kemudian orang tersebut mengabarkan tindakan zinaku kepada khalayak, berarti orang tersebut telah melanggar larangan untuk membuka aibku (spt pada statemen kedua itu). Itu artinya aku tidak berdosa sendirian karena ada yang menemaniku.
Pada akhirnya, mereka yang paham betul agama merasa bisa memanfaatkan celah tersebut. Hayo jangan naif dan tutup mata yah? Banyak kan bukti-bukti perilaku semacam ini dari orang-orang yang kia merasa tahu bahwa pengetahuan agama mereka cukup mumpuni. Gak perlulah menyebut siap-siapa pelakunya..heheheh

Saya hanya ingin mendapat pencerahan, semoga ada yang berkomentar dengan ridlo.
Wallahu a’lam

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2011. World is not enough . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website. Inspired from Metamorph RocketTheme