News Update :
Home » » Pernikahan Ibas dan Aliya

Pernikahan Ibas dan Aliya

Written By neo djunayd on Sunday, November 27, 2011 | 8:21 PM



"Ketahuilah bahwa Allah tidak menerima sholat pemimpin yang tidak adil dan amanah." (Riwayat Al Hakim)
".....khianat paling besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya.." (HR. Ath-Thabrani)



Pernikahan antara putra kedua presiden Susilo Bambang Yudhoyono a.k.a SBY yaitu Edy Baskoro (Ibas ) dengan putri Menko perekonomian Hatta Rajasa mengambil tempat di Istana Negara Cipanas, yang dahulu merupakan tempat peristirahatan Sukarno. Perayaan pernikahan kedua putra SBY memang semua dilakukan di Istana Negara yang mempunyai nilai histori dan sakral, dan baru pertama selama Indonesia merdeka seorang presiden melakukan pernikahan putra-putranya di Istana Negara yang merupakan fasilitas negara. Kini yang menjadi pertanyaan, apakah rakyat jelata juga bisa mengunakan kedua Istana tersebut sebagai tempat untuk menikahkan anak anaknya? Pengunaan Istana Negara sebagai tempat acara pernikahan, mengambarkan seakan-akan presiden SBY tidak merakyat, dan lebih memposisikan diri sebagai raja, dan untuk putra mahkota di Istana Bogor dan untuk pangeran kedua di Istana Cipanas.

*
BEDAKAN AMA YANG DI BAWAH INI..!!*

KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ,
Ayahnya adalah Abdul Aziz bin Marwan, gubernur Mesir dan adik dari Khalifah Abdul Malik. Ibunya adalah Ummu asim binti Asim, KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ adalah cicit dari Khulafaur Rasyidin kedua UMAR BIN KHOTTOB, dimana umat muslim menghormatinya sebagai salah seorang sahabat Nabi yang paling dekat.
Pada suatu malam, Khalifah UMAR BIN ABDUL AZIZ berada di kamar istana melakukan sesuatu berkaitan dengan urusan negara. Tiba2 salah seorang anaknya mengetuk pintu ingin menemui bapaknya. Sebelum masuk ditanya oleh Khalifah, "Ada apa malam2 ke sini?"
"Ada yang ingin dibicarakan dengan bapak", jawab anaknya.
"Urusan keluarga atau urusan negara?" tanya balik Khalifah.
"Urusan keluarga," tegas anaknya.
Seketika itu, Khalifah mematikan lampu kamarnya dan mempersilakan anaknya masuk.
"Lho, kok lampunya dimatikan???," tanya anaknya sambil keheranan.
"Ini lampu negara, sementara kita mau membicarakan urusan keluarga kita, karena itu tidak boleh menggunakan fasilitas negara, walau hanya lampu pelita ini".. demikian jawab Khalifah. Sang anak pun mengiyakannya, dan berdialog dengan keadaan gelap.

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2011. World is not enough . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website. Inspired from Metamorph RocketTheme